Sapajambe.Com - Tuduhan tokoh Adat Tanah Sekudung, Zainal Aripin yang menyebutkan Syafril Nursal yang lahir di Kerinci tapi bukan orang Kerinci. Adalah pernyataan yang ambigu dan membingungkan publik.
Menurut pengurus Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi, Raflinur mengatakan bahwa sebagai tokoh adat, sangat tidak tepat jika Zainal Aripin memberikan pernyataan yang membingungkan masyarakat.
Awalnya, didalam video yang beredar. Zainal Aripin mengakui Syafril Nursal memang lahir di Kerinci. Di desa Koto Keras. Kemudian ia tafsirkan lagi, bahwa Sungaipenuh bukan Kerinci. "Inikan pernyataan yang keliru". Katanya.
Padahal, sambung Mantan Kadis Sosnakertrans Provinsi Jambi ini, bahwa seluruh warga Sungaipenuh sebelum tahun 2008, adalah benar lahir di Kerinci. Kemudian dimekarkan dan dibentuklah Kota Sungaipenuh.
"Apakah dulu mereka yang lahir di Kerinci, lalu dibentuk Kota Sungaipenuh, kemudian mereka disebut tidak lagi orang yang lahir di Kerinci. Inikan pernyataan yang tidak konsisten. Bak kato adat itu. Kito bukan basuluh dengan batong pisang. Tapi kito basuluh dengan mato ahi. Melenggang kek mato uhang banyak. Artinya. Syafril Nursal itu sudah jeleh 24 karat Uhang Kinci dan lahir di Kinci".
Kemudian, lanjut Raflinur, dengan hebatnya Syafril Nursal yang mampu berkarir dan mengharumkan nama Kerinci diluar daerah. Hingga menjadi orang Kerinci yang pertama bisa menjadi kapolda. "Itu sudah luar biasa kontribusinya untuk mengharumkan nama Kerinci-Jambi di tingkat Nasional".
Begitupun dengan kepeduliannya terhadap orang Jambi, khususnya dengan orang Kerinci di perantauan. Tidak perlu ditanyakan lagi.
"Ia dipercaya sebagai Ketua Umum HKK Nasional. Juga dipercaya sebagai Ketua Umun Badan Musyawarah Keluarga Jambi Nasional. Itu bukti bahwa kontribusi Syafril Nursal terhadap orang Jambi sangat tinggi" Jelas Raflinur.
Jadi, harap Raflinur. Tidak boleh Zainal Aripin selaku orang adat memahami investasi sosial itu terlalu sempit.
"Kan divideo itu saya dengar Zainal Aripin mempertanyakan soal investasi sosial Syafril. Itukan sangat sempit pemahamannya soal investasi sosial yang dimaksudnya. Coba lihat karir Syafri yang membanggakan bagi tanah kelahirannya. Lihat kepeduliannya terhadap orang Jambi diperantauan. Lihat niatnya membangun pesantren tingkat internasional. Apa itu tidak cukup? Tanya Raflinur.
Jangan sampai. Kata Raflinur. Atas kepentingan pribadi di pilkada ini. Kita menapikkan kebaikan orang lain. Kita tidak jujur mengakui kehebatan orang lain. "Itu sama saja Zainal Aripin kecik hati. Sempit berpikir".
Semestinya, ia selaku orang adat tidak boleh memgeluarkan pernyataan seperti itu. "Sama saja ia mau memecah belah masyarakat".
Apalagi pernyataan seperti itu, disampaikan didepan Ketua DPRD Jambi Edi Purwanto. "Sangat tidak elok selaku orang adat seperti itu. Buruknya lagi, Ketua DPRD kita asyik jugo mendengarkan. Miris melihatnya"
Raflinur menyarankan. Sebagai orang adat. Ia mengajak untuk berpikir jernih. Berhati bersih, berbicara lurus dan berprilaku benar. "Orang adat itu sebagai teladan. Bukan sebagai perusak".
Tokoh Panutan Kerinci ini meyakini. Bahwa apa yang disampaikan oleh Zainal Aripin dihadapan Ketua DPRD Jambi itu, tidaklah bermaksud buruk.
"Mungkin beliau kilaf, Namun Agar tak berlarut. Sebaiknya beliau minta maaf atas pernyataannya yang menyesatkan itu. Supaya sejarah tidak mencatat bahwa beliau memang tidak berprilaku buruk" Harapnya.