Oleh : Dr. Noviardi Ferzi, SE.MM
(Direktur Media Center FU SN)
Dalam tataran praktis pilkada ada empat faktor utama yang menjadi basis kekuatan tim pemenangan, yakni organ pemenangan, program yang ditawarkan, jaringan komunikasi, dan terakhir trend pemilih.
Keempat basis itu harus diefektifkan menjadi ragam taktik, strategi lapangan dalam waktu kampanye yang berbatas, dan sejumlah aturan main yang harus ditaati. Apalagi pada saat akhir masa kampanye.
Pemilihan kepala daerah langsung (Pilkada) Gubernur Jambi 2020 sejati nya telah memasuki masa kampanye sejak 26 September hingga 5 Desember mendatang. Tentu di penghujung massa kampanye ini perlu banyak terobosan yang perlu dilakukan untuk meyakinkan pemilih melalui berbagai dan program.
Tantangannya dalam sisa waktu ini kandidat harus terfasilitasi untuk disukai, diterima, dan dipilih khalayak. Kampanye yang baik tentu saja kampanye berkonsep dan tepat pada target yang dibidik.
Kampanye, jika mau sukses, harus berorientasi pada isu dan program (issues and programs oriented), bukan hanya berorientasi pada citra (image-oriented), agar pada saat pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS) pasangan kandidat yang berkampanye mendapatkan dukungan dari banyak pemilih.
Sehingga kampanye merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa kandidat memahami benar berbagai persoalan nyata, faktual, elementer dan membutuhkan penanganan di masyarakat. Termasuk munculnya eko sistem yang menjadi prasyarat terjadinya perubahan perilaku.
Tentu Kampanye tak cukup hanya bertumpu pada retorika sloganistik, tapi mampu menginisiasi gagasan penanggulangan masalah (reduced problem). Bukan sebuah mekanisme janji palsu atau pembohongan publik, melainkan sebuah deklarasi komitmen untuk melakukan hal-hal terbaik yang bisa dilakukan.
Pada pasangan Fachrori Syafril sendiri telah lama tumbuh kesadaran untuk menjadikan ajang kampanye Pilgub 2020 ini sebagai sarana adu ide dan gagasan, yang tidak hanya mengajak masyarakat untuk memilih tetapi mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya memahami situasi saat ini.
Salah satu tantangan kampanye Pilgub kali ini adalah situasi Pandemi Corona yang idealnya semua calon harus mampu menawarkan sesuatu untuk masyarakat agar bertahan menghadapi musibah yang kita belum tahu endingnya tersebut. Tentu ini hanya satu dari sekian banyak tantangan, belum lagi tantangan yang sifatnya klasik seperti percepatan infrastruktur, ekonomi hingga daya saing daerah seperti SDM, Investasi dan Pelayanan publik.
Saatnya Pilgub Jambi 2020 naik kelas. Salah satunya dengan modernisasi kampanye dalam beradu program dan gagasan, bukan mengeksploitasi politik aliran dengan kampanye hitam dan segala narasi tak berkualitas di media sosial. Dalam hal ini saya teringat pesan moral dari calon Gubernur Fachrori Umar tentang Jambi BERKAH, yang tentunya harus kita mulai dengan Kampanye yang BERKAH pula. Wassalam. !