Pecinta Hewan Marah Atas Perlakuan Seorang Youtuber Beri Makan Kucing Pakai Kecubung

Iklan
Pecinta Hewan Marah Atas Perlakuan Seorang Youtuber Beri Makan Kucing Pakai Kecubung
Pecinta Hewan Marah Atas Perlakuan Seorang Youtuber Beri Makan Kucing Pakai Kecubung

SAPAJAMBE.COM - Viral, seorang YouTubers mengunggah konten eksperimen memberi makan kucing dengan buah kecubung. Video tersebut diunggah oleh akun YouTube Fadli Fadilah12 pada 7 Agustus 2021 lalu.

Video yang berdurasi 8 menit 8 detik itu memperlihatkan seorang pria yang memberi makan dua ekor kucing menggunakan buah kecubung. Meskipun ia mengatakan eksperimen tersebut gagal, namun konten tersebut membuat resah masyarakat pecinta hewan.

Salah satunya dari Ketua Animal Defenders Indonesia (ADI), Doni Herdaru. Ia menghimbau kepada para content creator agar tidak menggadaikan akal sehat serta logika hanya demi sekedar view dan likes serta adsense. Menurutnya, masih banyak cara lain yang lebih proper dan jauh dari potensi berbahaya untuk hewan.

Doni pun memberikan peringatan agar konten tersebut segera dihapus, dan membuat permintaan maaf. Jika tidak, pihaknya akan membawa kasus tersebut ke jalur hukum.

"Khusus pada postingan YT (YouTube) ini, kami memberikan peringatan terbuka, untuk pelaku menghapus video terkait, dan membuat video permintaan maaf serta berjanji tidak mengulangi lagi, dalam waktu satu minggu sejak 23 September 2021. Jika tidak ada tanggapan, kami akan bawa ke jalur hukum," ujar Doni kepada wartawan, Kamis 23 September 2021.

Menurutnya, hal-hal yang membahayakan hewan, tidak sepatutnya dijadikan konten. Karena berpotensi ditiru oleh masyarakat yang tidak mengerti. Ia mengatakan bahwa pemberian benda-benda beracun itu tidak patut, apalagi sampai dibawa ke ranah publik atau medsos.

"Mencari perhatian ataupun uang, tidak harus seperti itu. Banyak hal-hal kreatif lain yang bisa dilakukan. Pemilik channel mengklaim bahwa aksinya itu gagal dan kucing gak jadi diberikan zat racun tersebut. Tapi niat sudah ada, dan itu memenuhi unsur," katanya.

Terpisah, Dokter Hewan (drh) Yunida Hartanti mengatakan eksperimen tersebut menurutnya tidak memberikan manfaat atau dampak positif untuk penontontonnya, baik secara keilmuan atau sosial.

Dokter yang lebih akrab disapa drh. Tanti itu menyebut dalam bereksperimen juga terdapat etikanya. "Jika penelitian melibatkan binatang harus memperhatikan akibat negatif yang mungkin dialami binatang, baik efek fisik atau stress atau trauma yang bisa juga dialami oleh binatang," ujar Tanti.

Menurutnya, pemberian kecubung yang dilakukan oleh content creator sangat membahayakan. "Perlu diketahui, kucing sendiri adalah karnivora sejati, jadi untuk pemberian makanan yang berasal dari tumbuhan juga harus dipertimbangkan baik-baik," katanya.

Apalagi, kata dia, kecubung banyak sering disalah gunakan oleh orang-orang untuk dikonsumsi, agar menimbulkan efek halusinasi. "Tanaman kecubung merupakan golongan apoid, seperti halnya ganja dan katinon. Secara medis, katinon memiliki struktur kimia dan efek mirip amfetamin," ujarnya.

Dokter hewan itu menyebut bahwa efek sampingnya sangat berbahaya, apalagi jika dilkukan untuk penelitian kepada kucing tanpa tujuan yang jelas dan dilakukan oleh orang yang bukan bidangnya. "Untuk eksperimen sebenarnya sah saja, asal dilakukan dengan etika dan tujuan atau maksud yang jelas untuk kebaikan bersama," kata dia.

Tapi, lanjutnya, alangkah baiknya semua dilakukan berdasarkan keilmuan yang benar dan orang profesional dibidangnya. Yaitu agar tidak sampai mengorbankan subyek eksperimen tersebut. "Apalagi jangan sampai kita melakukan eksperimen hanya untuk sebuah sensasi, sangat menyedihkan," ujarnya.

Menurutnya, owner education sangatlah penting, karena itu merupakan tanggungjawab bersama. "Apalagi untuk kami, sebagai dokter hewan selain bertanggungjawab atas kesehatan hewan, kami juga berperan dalam meningkatkan kesejahteraan hewan dan manusianya juga," lanjutnya.

Tanti pun berharap agar nantinya tidak ada lagi binatang yang dikorbankan hanya untuk sensasi semata. "Semoga nantinya tidak ada lagi binatang yang dikorbankan untuk sensasi atau kepentingan manusia semata, tanpa mempertimbangkan kesejahteraan hewannya," katanya.

Sumber: REQNews.com

Iklan