Puluhan Hektar Lahan di Tanjabtim Berhasil Dipadamkan

Iklan
Puluhan Hektar Lahan di Tanjabtim Berhasil Dipadamkan
Puluhan Hektar Lahan di Tanjabtim Berhasil Dipadamkan

Sapajambe.com-Sat Brimob Polda Jambi bersama rombongan masyarakat setempat melakukan pemadaman dan pendinginan lahan terbakar di Desa Sungai Sayang Parit 7 Kecamatan Sadu Tanjabtim, Sabtu (6/3/2021) kemarin. 

Kapolda Jambi Irjen Pol. A. Rachmad Wibowo melalui Kabid Humas Kombes Pol. Mulia Prianto mengatakan, lahan terbakar kurang lebih 25 Hektar (HA) dengan titik koordinat S -1.09'46"862" E 104.21,18,236".

"Luas yang terbakar sampai saat ini +- 25 Ha, api sudah dapat dipadamkan dan diblokir agar tidak menyebar, namun asap masih tebal karena bara gambut,  tim bersama masyarakat masih melanjutkan pendinginan”, ujarnya, Minggu (7/3/2021).

Tim patroli Karhutla terdiri dari pos Sungai Sayang dan Tim patroli Air Hitam Laut, Tim Manggala Agni, Tim BPD Kabupaten, Brimob, Dit Samapta, Polres Tanjabtim bersama masyarakat. "Kondisi tanah gambut kering dan hambatan di lapangan angin kencang, cuaca panas dan asap”, terangnya.

Adapun alat dan perlengkapan yang digunakan yaitu, mesin pompa 6 unit lengkap dengan selang, penyemprot air milik masyarkat 10 unit, cangkul 5 buah dan parang 20 buah dan lain-lain. "Alhamdulillah, untuk titik api sudah tidak ada, tinggal penyemprotan pada lahan gambut yang masih mengeluarkan asap”, jelasnya.

Sedangkan untuk jumlah tim yang dikerahkan terdiri dari Polsek Sadu, TNI 6 orang,  Polri 12 orang, BPBD Jambi 3 orang, BPBD Sabak 5 orang, TNBS  13 orang, Ditsamapta 7 orang, polres 10 orang, Kades Sungai Sayang dan masyarakat 20 orang.

"Giat Patroli ini juga di backup dari Ditsamapta, Pukul 17:00 WIB Sabtu (6/2) Satgas telah selesai melaksanakan kegiatan pendinginan di lokasi lahan gambut bekas kebakaran,”ungkapnya. 

Kombes Pol Mulia Prianto mengungkapkan, meski sampai saat ini api sudah dapat dipadamkan, karena lahan yang terbakar berupa gambut sehingga bara api masih ada, namun setelah dilakukan pendinginan asap sudah mulai berkurang.

"Jalan menuju lokasi tidak sesuai spek atau peruntukan mobil Karhutla Ditsamapta, sempit dan jalan bergelombang sehingga bisa mengakibatkan ataupun menimbulkan risiko pada kendaraan Karhutla”, bebernya. (*)

Iklan