Jelang Pilkades Serentak, Bupati Adirozal Minta Jaga Kondusifitas

Iklan
Jelang Pilkades Serentak, Bupati Adirozal Minta Jaga Kondusifitas
Jelang Pilkades Serentak, Bupati Adirozal Minta Jaga Kondusifitas

Kerinci- Menyongsong pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak Kabupaten Kerinci 6 April 2021, Bupati Kerinci, Adirozal , kembali mengingatkan warga untuk tetap menjaga suasana konsdusif dan damai.

Calon Kades atau yang lebih keren disebut Cakades di Kabupaten Kerinci tampaknya harus merogoh kantong lebih tebal. Pasalnya, beredar kabar untuk mendapat suara dukungan dari masyarakat membutuhkan biaya hingga Rp 300 sampai 500 ribu untuk satu suara.

Jika isu tersebut benar, maka berdampak pada mahalnya biaya Cakades dalam kontestasi Pilkades. Padahal, tujuan demokrasi ini adalah bentuk kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Sehingga, masyarakat dapat menentukan siapa yang lebih layak menjadi pemimpin bukan karena mahar suaranya.

Meskipun demikian, tidak semua Cakades harus menyiapkan uang mahar suara kepada masyarakat. Namun, masih banyak Cakades yang memang benar-benar pilihan warga untuk memimpin.

Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 6 Afril 2021 di Kabupaten Kerinci diwarnai isu tidak sedap penyebaran uang mahar kepada pemilih hingga Rp 500 ribu satu suara. Belum dapat dipastikan kebenaran kabar tersebut, namun hiruk pikuk masyarakat desa yang menggelar pemungutan suara menggambarkan situasi tersebut.

Saat di konfirmasi Bupati Kerinci, Adirozal, mengatakan, ciptakn suasana damai dlm pilkades. "Cari pemimpin yg terbaik di Desa bukan yang hanya melihat materi. 

Hindari isu-isu dan tindakan yang berpotensi memecah belah antar warga", ucap Bupati Kerinci.

Orang nomor satu di Kabupaten Kerinci ini juga mengharapkan kepada warga masyarakat utk dapat memilih pemimpin terbaik di Desa, bukan hanya melihat materi semata.

"Kami juga mengingatkan para Cakades agar mengedepankan pendidikan politik bagi warga masyarakat dan memenangkan hati rakyat dengan cara- cara terhormat," ucap dia.

Selain itu Tokoh Masyarakat Koto Majidin, Toni Evaidi, mengatakan, isu tersebut tentu merusak tatanan demokrasi warga Desa. Karena, tidak semua masyarakat yang mau dibayar suara hatinya dalam menentukan calon pemimpin Desa untuk enam tahun ke depan. Oleh karenanya, Cakades maupun pemilih untuk tidak terpengaruh dengan isu uang mahar untuk memilih.

“Sebesar apapun uang mahar yang diberikan tidak akan memberi efek positif bagi perolehan suara Cakades. Yang penting amanah, konsisten dan berkeinginan kuat membawa Desanya yang lebih baik lagi,” ungkap Toni Evaidi.(rgk/*)

Iklan