Sapajambe, JAKARTA - Untuk mendorong investasi ditengah pandemi, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mencoba menjajal strategi milik Juventus.
Strategi milik klub langganan juara liga Italia yang mengedepankan pola bertahan dan menyerang ini dianggap cocok untuk diimplementasikan dalam situasi perekoomian indonesia yang tengah menghadapi musim pandemi Cobid-19.
"Kenapa saya mengatakan urusan investasi di era pandemi itu bertahan dan menyerang, saya menganalogikan seperti Juventus, karena salah satu klub sepakbola kesukaan saya Juventus," ujarnya dalam diskusi virtual, Kamis (30/7).
Ia menjelaskan strategi bertahan adalah menyelesaikan semua urusan investasi dalam negeri, salah satunya investasi mangkrak dimana terdapat catatan sekitar Rp708 triliun investasi yang masih mangkrak.
Investasi ini tak berkembang lantaran beberapa alasan krusial diantaranya arogansi antar sektoral serta Kementerian/Lembaga (KL), tumpang tindih aturan antara pemerintah daerah dan pusat, serta persoalan lahan.
Hasilnya, BKPM berhasil mengeksekusi sekitar Rp410 triliun, atau 58 persen dari total investasi yang mangkrak.
"Investasi mangkrak ini tidak ada persoalan lagi dengan pandemi, dalam konteks membawa orang ke sini karena ini sudah eksisting," katanya.
Dijelaskan penerapan strategi menyerang dimaksud dengan menyasar investasi dari luar untuk didatangkan ke dalam negeri denhan membidik sasaran nevstro secara tepat.
Bahlil Lahadalia mencontohkan keberhasilan pemerintah pemerintah mendatangkan tujuh perusahaan asing untuk merelokasi pabriknya ke Indonesia. Lima dari tujuh pabrik tersebut pindah dari China sementara dua lainnya dari Korea dan Jepang.
"Jadi jangan kita (Indonesia) serang saja kepada sesuatu yang belum pasti, tapi yang depan mata tidak kita clear-kan," paparnya.
Dengan menerapkan strategi ini, BKPM optimis menargetkan investasi Rp 817,2 triliun.
Hasilnya, hingga perhitungab semester I, realisasi investasi yang masuk ke Indonesia mencapai sebesar Rp 402,6 triliun, atau 49,3 persen dari target yang ditetapkan.
Realisasi investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp207 triliun atau 51,4 persen dari target atau naik 13,2 persen.
Sementara, Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp195,6 triliun atau 48,6 persen dari target mengalami penurunan sekitar 8,1 persen.
"Kalau kita bicara optimis itu harus punya landasan pemikiran. Itulah kenapa saya katakan kami optimis dengan Rp817 triliun ini," timpalnya.(*)
Sumber; Cnn