Opini : Panggung Debat Calon Bupati Tanjab Barat

Iklan
Opini : Panggung Debat Calon Bupati Tanjab Barat
Opini : Panggung Debat Calon Bupati Tanjab Barat

Oleh : Gerry, S.Ap, M.I.Kom

(Penikmat Komunikasi Politik dan

Wakil Ketua KNPI Tanjab Barat)


Tahapan Pilkada Serentak 2020 Kabupaten Tanjung Jabung Barat memasuki fase penting dengan akan digelarnya Debat Calon Bupati / Wakil Bupati, rabu besok (25 November). Pada dasarnya debat adalah uji publik untuk meyakinkan hati dan menguatkan nalar pemilih. 

Debat bisa menjadi panggung yang tepat bagi para kandidat untuk mengkomunikasikan secara lebih detail apa dan bagaimana program yang akan di lakukan ke depan. Tujuan utamanya untuk memantapkan mereka yang sudah menjadi pemilih kuat (strong voters) dan merebut pemilih yang masih ragu dengan pilihannya (swing voters).

Bagi kelompok pendukung masing-masing kandidat mungkin debat tidak akan mempengaruhi pilihan mereka. Namun komunikasi persuasif lewat debat masih memungkinkan untuk menyasar kelompok yang masih menunggu kejutan tawaran program hingga mendekati hari pencoblosan. Hal ini melihat seberapa penting tawaran gagasan program mempengaruhi kehidupan pemilih yang masih ragu (swing voters) dan pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters).

Jangan pernah mengabaikan swing voters dan undecided voters, misalnya saja pemilih pemula atau pemilih muda. Jika pendekatan kandidat menyentuh kebutuhan mereka, bisa saja merubah peta suara. Debat yang hanya berlangsung satu kali di Tanjab Barat harus bisa dimanfaatkan untuk menjadi panggung perbincangan, menyolidkan pilihan dan menghadirkan dialektika terbuka. 

Bagi pasangan calon minimal ada dua manfaat debat. Pertama, sebagai panggung manajemen kesan. Menurut Erving Goffman (1990), debat menjadi bagian dari dramaturgi panggung depan (frontstage) yang menjadi tempat bagi para pasangan calon bupati menampilkan peran dan karakter mereka sekaligus mempengaruhi orang yang menontonnya.

Di panggung debat masing-masing paslon harus piawai memadukan aspek penting dalam retorika ala Aristoteles. Aspek ethos sebagai upaya membangun kepercayaan dari pemilih lewat kredibilitas dirinya. Aspek phatos yang menyentuh emosi dan aspek logos yang berkaitan dengan argumentasi yang masuk akal (logis). 

Setiap pasangan Cabup tentunya memiliki gaya komunikasi yang berbeda, namun mereka harus bisa mengadaptasi sesuai dengan situasi yang telah di atur KPU. Harus bisa memilih kata-kata dan menggunakan bahasa yang tepat untuk mengemas pesan dalam waktu yang terbatas. 

Kedua, bagi pasangan cabup panggung debat bermanfaat sebagai janji komitmen kepada masyarakat melalui visi-misi dan program yang dipaparkan secara komprehensif. Debat menjadi momentum tepat untuk mengulas secara jelas apa dan bagaimana program yang akan dilakukan. Panggung debat bisa dimanfaatkan untuk membangun narasi yang rasional di penghujung masa kampanye. 

Masyarakat dapat menilai apakah janji yang dibangun masing-masing pasangan calon memiliki aspek kebenaran atau tidak? Jika aksi mereka di panggung debat nanti layak dipercayai, tentu saja akan turut menyumbang suara terutama bagi mereka yang belum menentukan pilihan. Selamat Berdebat. 

Iklan