Sistem Online PPDB SMA Masih Banyak Kendala SAPAJAMBE.COM Kualatungkal Sitem online penerimaan Peserta didik Baru tingkat SMA sederajat oleh Provinsi masih di temukan berbagai kendala. Pasalnya, dari 4 kata dari Nilai siswa, Lingkungan Tau Region, anak Guru dan tenaga kependiidkan dan siswa miskin, belum terakomodir dengan baik. Terakumulasi dalam aplikasi online dari Provinsi, dengan pembobotan dan persaratan yang sudah di tetapkan melalui Pergup NO 603 /Kep.Gup/ Disdik-1.3/2018. Berdasarkan sutar tersbeut, PPDB dimaksut untuk memeratakan pendidikan di Provinsi jambi. Namun dibalik sistem aplikasi yang di terapkan masih banyak yang harus di benahi. Kepala sekolah SMAN 1 Kualatungkal Khairil Anam melalui Ketua PPBD SMAN 1 Kualatungkal, Fattahun Zubaidi mengatakan, salah satu Keluhan pada asyarakat yang masih belum memahami dengan baik tentang PPBD Online memalui Aplikasi. kemudian masih banyak calon siswa yang masih termasuk katagori lingkungan belum terakomodir. Dijelaskanya, sitem aplikasi ini dapat diakses di rumah atau dimana saja kita berada. Melihat kondisi banyaknya masyarakat yang belum memahami, maka SMA 1 berinisiatip membuka layanan Publik untuk membantu para calon peserta didik mendaftar secara dengan benar. "terbukti masih banyak calon siswa yang masih perlu bimbinga dari sekolah, disini kami sebagai pihak sekolah hanya bisa mempasilitasi dengan membukan layanan publik atau pendatran sebab yang menentukan pihak Provinsi. " Untuk Kuota PPDB wilayah Tanjab Barat berdasarkan Pergub, hanya 848. Untuk SMA 1 daya tampung 288, SMA 2, 256, SMA 3 160 dan SMAN 1 Betara 144 dan SMKN 1 Kualatungkal hanya 340 siswa. "Dari koota tersebut ternyata masih banyak kreteria peenrimaan PPDB yang masih belum terakomodir. Dan koota ini tidak dapat di ubah pihak sekolah sebab sudah kewenangan Provinsi," tukasnya. Sementara salah satu wali murid merasa tidak puas dengan hasil yang dikeluarkan oleh aplikasi PPBD. Sebab anaknya berkeinginan bersekolah di SMA N 2 Kualatungkal, ternyata hasil aplikasi Online menentukan jika anaknya lulus di SMA 1. "Saya juga bingung, anak mau sekolah SMA 2 tapi diterima diSMA 1, anaknya gak mau tapi mau diapakan lagi," keluhnya. Tak hanya itu, salah satu warga yang tingga hanya beberapa meter dari bagunan Sekolah SMA N 1 juga tak bisa masuk di sekolahan tersebut lantaran Kartu keluarga tercatat sebagai warga Kelurahan Tungkal III. "Kami tak bisa berbuat banyak, semua keputusan di provinsi," tukas salah satu panitia PPDB di salah satu SMA N 1 Kualatungkal. (Riy)