sapajambe.com-Jakarta- Aliansi Jurnalis Independen (AJI) kembali menggelar Festival Media tahun 2019. AJI Jambi ditunjuk sebagai tuan rumah perhelatan besar tahunan ini. Bertepatan dengan perayaan HUT AJI ke-25 di Jakarta, Fesmed AJI ke-8 Jambi resmi diluncurkan, di JS Luwansa, Rabu, 7 Agustus 2019.
Festival Media yang diselenggarakan AJI tempat penyelenggaraannya bergilir, dari satu kota ke kota lain. Temanya menyesuaikan dengan topik yang menjadi perbincangan hangat publik.
Festival Media merupakan salah satu momen di mana jurnalis, media dan publik bertemu melalui rangkaian kegiatan, mulai dari pameran, pelatihan hingga talkshow.
Belakangan ini tema soal hoaks, berita palsu, dan disinformasi menjadi perbincangan hangat. Penyebarannya juga sangat cepat dan massif. Dengan pengguna internet dan media sosial yang lebih dari separuh populasi penduduk 260 juta, tak mengherankan jika penyebaran informasi itu sangat meluas. Dengan kondisi tersebut, Festival Media di Jambi mengangkat tema ‚¬Å“Literasi di Era Disrupsi‚¬.
"Kami sangat bangga dan berterimakasih sudah ditunjuk menjadi tuan rumah Festival Media Aliansi Jurnalis Independen ini,‚¬ kata M Ramond EPU, Ketua AJI Jambi setelah menghadiri peluncuran Festival Media di Jakarta.
Dikatakan Ramond, Festival Media di Jambi ini menjadi momen spesial. Karena, bertepatan dengan seperempat abad AJI dalam memperjuangkan independensi, profesionalitas dan etika jurnalis.
"Dengan tema Literasi di Era Disrupsi, jurnalis, media dan publik di Jambi akan diajak untuk melihat berbagai tantangan dan upaya menghadapi era digital saat ini," jelas Ramond.
Sementara itu, Ketua Umum AJI Indonesia, Abdul Manan mengajak para jurnalis di Jambi untuk mengikuti terlibat aktif dalam setiap rangkaian Fesmed yang penuh dengan kegiatan menarik, seperti workshop, talkshow dan lain sebagainya.
"Tak hanya jurnalis, tapi juga kepada publik, masyarakat Jambi, blogger, Persma, mahasiswa, kita harapkan kedatangannya, karena di Fesmed ini akan banyak kegiatan menarik yang berkaitan dengan literasi media," kata Manan.
Tema yang diusung dalam Fesmed 2019 ini kata Manan, masih selaras dengan tema HUT ke-25 AJI. Tema besar Literasi di Era Disrupsi ini diangkat karena sebagai salah satu cara AJI untuk menjawab tantangan yang dihadapi jurnalis saat ini.
Tantangan di era disrupsi ini menurut Manan, jurnalis dihadapkan pada iklim media yang mengalami perubahan kultur orang membaca berita, dari sebelumnya cetak beralih ke digital. Sehingga, itu berdampak pada tutupnya perusahaan media cetak.
"Disrupsi lain berdampak media itu sendiri sebagai penyalur informasi yang sekarang informasi sudah beralih ke media sosial. Tentu dengan peralihan ini media mainstream mendapatkan kompetitor yang serius," katanya.
Dengan tema Literasi di Era Disrupsi yang diangkat dalam Fesmed 2019 ini kata Manan, juga bisa mendorong peningkatan kapasitas jurnalis untuk menghadapi perubahan di era yang baru ini. Sebagai dampak digitalisasi sekarang ini informasi tidak akurat, hoaks dan fake news mudah tersebar secara masif di media sosial.
"Karena itu yang bisa dilakukan jurnalis adalah bagaimana juga bisa mendidik publik supaya lebih melek dan kritis ketika menerima informasi dari media sosial," katanya menambahkan.(*/lk)