HIPMI Minta Pemerintah Permudah Akses Pembiayaan bagi Pengusaha

Iklan
HIPMI Minta Pemerintah Permudah Akses Pembiayaan bagi Pengusaha
HIPMI Minta Pemerintah Permudah Akses Pembiayaan bagi Pengusaha

sapajambe.com- Jakarta- Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bahlil Lahadalia meminta pemerintah untuk mempermudah pelaku usaha muda untuk mendapatkan akses pembiayaan, sehingga bisa naik kelas.

"Kami mohon (kepada pemerintah), teman-teman pengusaha muda ingin naik kelas. Di daerah punya sumber daya alam (SDA) serta hutan yang luas, tinggal bagaimana afirmatif dan pembiayaan untuk mereka,"

ujar Bahlil Lahadalia dalam Munas Hipmi ke-16 di Jakarta, Senin (16/9/2019).

Ia menambahkan, keinginan para pengusaha muda itu bukan untuk menyaingi konglomerat yang ada. Namun, untuk membuktikan bahwa pengusaha muda juga bisa menjadi konglomerat besar di negeri ini.

Menurut dia, pemerintah mempunyai peran besar dalam menciptakan konglomerat di Indonesia, karena pemerintah dapat menciptakan aturan yang mendukung bisnis para pengusaha.

"Konglomerat yang ada masih itu-itu saja. Kami tidak bermaksud memusuhi konglomerat, yang kuat tetap kuat tapi yang bawah harus bisa menjadi kuat," ucapnya.

Dalam rangka mendorong pengusaha muda itu, Bahlil juga meminta agar Presiden menunjuk menteri yang mendukung atau pro dengan pengusaha.

"Hipmi tidak meminta menteri tapi kalau bisa menterinya pro kepada para pengusaha," katanya.

Menurut dia, pengusaha merupakan salah satu bagian penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas.

Saat ini, lanjut dia, jumlah pengusaha nasional relatif kecil jika dibandingkan dengan negara tetangga. Pada 2014, jumlah pengusaha nasional Indonesia mencapai 1,6 persen dari total penduduk, saat ini sudah mencapai 3,1 persen.

"Tapi kita tidak boleh berbangga diri, karena jumlah pengusaha nasional tetap terlalu jauh dengan negara-negara di Asia Tenggara," katanya.

Ia memaparkan pengusaha di Filipina mencapai empat persen dari jumlah penduduknya, Singapura sebesar tujuh persen, Malaysia mencapai lima persen, dan Thailand 5,6 persen.

"Kita masih sangat jauh di bawah, dan oleh karena itu kita harus melanjutkan untuk menyebarkan virus entrepreneurship. Hipmi telah melakukan sejumlah kegiatan seperti go to school, kampus, hingga pesantren," ucapnya. ( red )

Sumber: rilis. Id

Iklan