Oleh : Sebri Asdian, SE
Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Pemuda Kerinci Sungai Penuh (IPKS) Tanjung Jabung Barat
Menjelang Pemilihan Gubernur Jambi pada 2020 mendatang, sudah banyak Bakal Calon Gubernur (Bacagub) Provinsi Jambi bermunculan. Berbagaimacam daerah, latar belakang serta profesi para Bacagub ikut ramaikan dinamika perpolitikan lima tahunan ini.
Dari Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh sendiri, sejumlah nama - nama tenar kini mulai unjuk diri. Sebut saja Walikota Sungai Penuh Asafri Jaya Bakri (AJB), Bupati Kerinci Adirozal dan Presiden Himpunan Kerukunan Kerinci (HKK) Indonesia Ramli Taha.
Beberapa manuver sudah di perlihatkan untuk mendongkrak elektabilitas dan popularitas demi merebut hati masyarakat.
Sehingga hampir dalam keseharian sebagian masyarakat Kerinci dan Sungai Penuh, Pilgub 2020 ini serasa sudah mendarah daging dan merasuki sendi kehidupan. Diskusi soal politik seolah materi yang gampang saja dan menjadi konsumsi umum yang biasa.
Hal ini menjadi semakin kompleks dengan deretan baliho ucapan demi ucapan yang kerap kali kita temukan di beberapa ruas jalan. Begitupun di media social, para relawan maupun simpatisan berlomba - lomba mengkampanyekan Bacagub yang mereka jagokan.
Maka wajar saja jika semua orang merasa sudah mampu memahami politik, walaupun tentu pemahaman politik secara instan pasti rentan dan mengandung banyak kelemahan.
Tak bisa dipungkiri memang, ketiga tokoh tersebut merupakan putra terbaik asli Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Ilmu, pengalaman serta sepak terjang merekapun sudah tak perlu lagi diragukan.
Meski memiliki latar belakang akademisi yang berbeda, mereka sama-sama pernah merasakan kemenangkan di berbagai kontestasi politik.
Seperti yang diketahui, AJB merupakan mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Thata Syaifuddin (STS) selama dua periode, terhitung sejak tahun 1998 hingga tahun 2006, serta menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kerinci sejak tahun 2009 hingga 2011. Dari tahun 2011 hingga tahun 2021, AJB diamahkan oleh masyarakat Sungai Penuh menjadi orang nomor satu di Kota Sungai Penuh selama dua periode.
Begitupun dengan Adirozal, dari sisi akademisi ia pernah menjadi dosen pada berbagai kampus diwilayah Sumatera Barat (Sumbar). Meski berasal dari Kabupaten Kerinci, Adirozal dipercaya masyarakat Kota Padang Panjang menjadi Wakil Walikota Padang Panjang mendampingi Suir Syam pada periode 2003 hingga 2008.
Setelah menghabiskan masa jabatan menjadi Wakil Walikota Padang Panjang, Adirozal memenangkan Pilkada Kerinci sebagai Bupati Kerinci bersama dengan Zainal Abidin pada periode 2014 - 2019. Setelah itu, ia kembali mendapatkan amanah dari masyarakat Kerinci untuk memimpin Kerinci bersama dengan Ami Taher pada periode 2019 - 2024.
Sementara Ramli Taha, ia dikenal sebagai putra daerah Kerinci yang handal dibidang hukum. Macam-macam posisi pada berbagai lembaga hukum pernah ia tempati. Tak hanya itu, Ramli Taha juga pernah duduk di parlement menjadi anggota MPR RI pada tahun 1999 hingga tahun 2004.
Dengan banyak munculnya figur Bacagub asal Kerinci dan Sungai Penuh, pada hakikatnya menandakan bahwa daerah kita merupakan daerah yang maju dan kaya akan SDM yang berkualitas. Namun disisi lain, banyaknya figur tersebut akan menimbulkan gejolak politik yang berimbas pada pecahnya suara masyarakat Kerinci dan Kota Sungai Penuh dalam mentukan pilihan.
Berdasarkan hasil pleno KPU Kabupeten Kerinci dan Kota Sungai Penuh pada Pemilu 2019 lalu, jumlah DPT Kabupaten Kerinci adalah 210.804 pemilih. Sedangkan DPT Pemilu 2019 Kota Sungai Penuh sebanyak 64.432 pemilih. Jika dikalkulasi, jumlah seluruh mata pilih Kabupaten dan Kota Sungai Penuh hanya bisa mendudukkan satu calon saja.
Berangkat dari hal tersebut, perlu adanya musyawarah dari Bacagub untuk menentukan siapa yang akan muncul dari Bacalon menjadi Calon Gubernur nantinya.
Jika pertarungan antar sesama putra daerah Kerinci dan Sungai Penuh terjadi, maka bersiaplah untuk gigit jari. Karena harapan masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Pehuh untuk mendudukkan putra daerah di BH 01 maupun BH 02 akan kembali menjadi mimpi.
Bersatunya masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh dalam menentukan pilihan merupakan harga mati. Meski dengan bersatu tidak menjamin sebuah kursi, setidaknya akan mempermulus jalan putera daerah untuk memenangkan kontestasi.
Cukuplah pada masa lalu kita dipecah belah, dimanfaatkan dengan iming-iming jatah, dipancing kedapankan ego pribadi ketimbang daerah, dan pada akhirnya orang lain lagi yang menang, kita yang kalah.
Bukankah sejarah telah mencatat, dengan persatuan berbagai revolusi lahir dalam sendi peradaban.
Tak ada lagi waktu, mari bahu - membahu. Rapatkan barisan, demi Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh yang berkemajuan.