SAPAJAMBE.COM - Eks Sekretaris Menteri BUMN Muhammad Said Didu, menanggapi berita tentang hukuman penjara bagi penghina lembaga negara melalui media sosial.
Saat ini, masyarakat yang melakukan penghinaan kepada lembaga negara dan lembaga pemerintah akan mendapat hukuman pidana berupa penjara selama 2 sampai 4 tahun.
Hal itu diatur dalam RUU KUHP Bab IX Tindak Pidana Terhadap Kekuasaan Umum dan Lembaga Negara bagian kesatu.
Adapun beberapa pasal yang mengatur adalah Pasal 353 RUU KUHP, Pasal 354 RUU KUHP, serta Pasal 242 RUU KUHP.
Menanggapi hal itu, Muhammad Said Didu mempertanyakan mengapa DPR selaku wakil rakyat menghukum rakyatnya sendiri.
Lebih lanjut, ia mempertanyakan bagaimana seandainya jika masyarakat protes dengan cara tidak memilih anggota DPR.
"Wakil rakyat menghukum rakyat? Bagaimana kalau rakyat bersatu tidak memilih anggota DPR?" cuitnya pada Senin, 07 Juni 2021.
Beberapa warganet terlihat ikut memberikan tanggapan melalui kolom komentar.
"Pengen dianggap pejabat kali om, padahal dulunye ngemis-ngemis minta suara," cuit pengguna akun @ex_pasget.
"Yang milih kok dihukum sama yang dipilih. Sudah kebolak balik di negeri ini," komentar pengguna akun @HudSuharg.
"Efek karena dijajah Belanda, jadi gila jabatan. Gila pangkat," komentar pengguna akun @TKoncek.
"Perbaiki saja kinerja, kalau tindakan dan perbuatan bagus, siapa yang mau menghina? Gak perlu pake ancaman," sambungnya.
Dilain kesempatan, seorang pegiat media sosial dengan nama akun @Zarazettirazr juga terlihat membagikan berita tersebut.
"Hati-hati, hina DPR lewat medsos bisa terancam 2 tahun penjara," cuit Zara.
Sumber: terkini.id