Sapajambe, Jakarta- Kabar tentang klaim Cina atas Laut Natuna Utara membuat masyarakat di sana resah. Sebagian dari mereka mulai khawatir karena beredar isu akan terjadi perang bila Cina tetap bersikukuh tidak mengakui bahwa Laut Natuna Utara, merupakan bagian dari kedaulatan Republik Indonesia (RI).
Apalagi saat ini, Pemerintah Indonesia, melalui Komando Gabungan Wilayah pertahanan I telah menugaskan 7 (tujuh) Kapal Perang TNI AL untuk menjaga kawasan Laut Natuna Utara, dengan posisi siaga. Tiga di antaranya tengah berada di Fasilitas Pelabuhan TNI AL Selat Lampa Natuna usai melaksanakan operasi laut dan sedang melakukan pengisian logistik serta Bahan bakar.
Sementara itu, sejauh ini dari hasil pantauan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono, kondisi di Laut Natuna Utara masih belum ada perubahan. Menurut Yudo, masih nampak jelas beberapa kapal ikan berbendera Cina melakukan penangkapan ikan di kawasan tersebut.
‚¬Å“Hari ini masih seperti kemarin, jadi kapal-kapal ikan Cina masih melakukan penangkapan ikan di timur laut Ranai ini, kurang lebih 130 nautikal mil yang dikawal tiga Coast Guard (milik pemerintah Cina)," jelas Pangkogabwilhan I, Laksdya TNI Yudo Margono, di Raden Sadjad Natuna, Sabtu (4/1/2020).
Melihat kondisi ini , kemarin Pangkogabwilhan I juga telah menugaskan kapal perang untuk melakukan pertemuan dengan Coast Guard Cina dan berkomunikasi dengan baik. Diharapkan melalui komunikasi ini, pihak Cina mau meninggalkan Laut Natuna Utara, tanpa ada kericuhan.
‚¬Å“Harapan saya mereka mau persuasif meninggalkan perairan kita,‚¬ tambah Yudo
Tugas KRI menjaga Laut Natuna Utara serta perairan Natuna, akan dilaksanakan hingga Cina menyadari bahwa kawasan tersebut resmi dan sah milik Indonesia dan segera menarik diri dari sana.
‚¬Å“Ya sampai selesai, sampai dia meninggalkan wilayah kita, kuat-kuatan. Kita mempunyai hak untuk mengusir mereka, kita usir,‚¬ tandasnya
Sumber: Rri