sapajambe.com - KUALATUNGKAL - Wakil Bupati Tanjung jabung Barat, Hairan, SH secara resmi rembuk Stunting dan Sinergitas Program Kegiatan Intervensi Sensitif (Askes Air Bersih dan Sanitasi, Pelayanan Gizi dan Kesehatan Peningkatan Kesadaran Pengasuhan dan Akses Pangan Bergizi) untuk Desa Lokus 2023, Kamis (17/03).
Kegiatan yang dilaksanakan Aula Kantor Bappeda Lantai 3 ini, juga dihadiri langsung oleh Unsur Forkopimda, Tim Koordinasi Percepatan Pencegahan dan Penanganan Stunting, Kepala OPD terkait, Organisasi Profesi, Organisasi Wanita, Organisasi Masyarakat, para camat, dan Kepala Desa Lokasi Khusus.
Mengawali sambutannya, Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat sampaikan bahwa berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), angka balita stunting tahun 2020 dari 44,% turun menjadi 21,8 %, sedangkan pada tahun 2021 angka stunting Kabupaten Tanjung Jabung Barat turun menjadi 19,8%, yang mana Tanjab barat termasuk dalam tiga Kabupaten terbaik dalam penurunan angka stunting berdasarkan survei gizi nasional (SGI).
“Target penurunan stunting sudah dicantumkan di dalam RPJMD 2021-2026, sehingga pada masa akhir kepemimpinan saya pada tahun 2024 sudah harus mencapai 14%, hal tersebut tidak terlepas dari peran dan kerjasama kita semua untuk menekan dan mencegah stunting di Bumi Serengkuh Dayung Serentak ke Tujuan, Bumi Tanjung Jabung Barat, rumah dan masa depan generasi penerus kita semua,” ungkap Hairan.
Menurutnya, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya masalah gizi, baik sebab secara langsung seperti kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit Infeksi, mau pun sebab tidak langsung seperti pola asuh yang salah, rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, hygiene sanitasi lingkungan yang kurang sehat, rendahnya sosial ekonomi masyarakat serta karena ketiadaan lapangan pekerjaan.
Lebih lanjut Wakil Bupati Tanjung Jabung Barat mengatakan bahwa pelaksanaan Rembuk Stunting pada tahun 2022 merupakan lanjutan kegiatan Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting yang sudah dimulai pada tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2021 yang mana terdapat 15 Desa lokus stunting prioritas yang telah diintervensi dan tahun ini terdapat tambahan Desa lokus Stunting sebanyak 47 Desa lokus untuk tahun 2023.
Wabup berharap melalui rembuk stunting ini, usulan-usulan dari desa dapat di tampung oleh OPD didalam RKPD 2023 dan di input dalam SIPD. Ditambahkannya, semua usulan desa lokus berupa usulan Intervensi sensitif berupa sanitasi dan air bersih, peningkatan kesadaran pengasuhan dan akses pangan bergizi, sedangkan intervensi spesifik itu sudah menjadi SPM Dinas Kesehatan dan Dinas P3AP2KB.
Sebelumnya, disampaikan Kadis P3AP2KB Drs. H. Muhammad Yunus, Tim percepatan Penurunan Stunting baik di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Tingkat Desa semua sudah terbentuk yang diterbitkan dengan surat keputusan sesuai kewenangan masing – masing, Kabupaten Tanjung Jabung Barat tercepat pertama se provinsi dalam melaksanakan dan pembentukan Tim pada tanggal 11 Maret 2022.
“Setiap Desa/Kelurahan juga sudah terbentuk Tim pendamping Keluarga yaitu terdiri dari bidan/petugas kesehatan, Tim Penggerak PKK Desa, Kader KB.” jelasnya.
Ditambahkan Kadis P3AP2KB, Secara Nasional sudah dicanangkan Aplikasi
Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil), dimana 3 bulan sebelum calon
penganten melakukan pernikahan terlebih dahulu dilaksanakan komunikasi
dan edukasi, ketika caten belum memenuhi syarat dalam Aplikasi Elsimil
maka tim TPK melakukan aksi Intervensinya. (*)